Saya rasa hampir rata rata orang Melayu Aceh, Medan dan Riau Kepulauan di selat Singapura dan semenanjung Malaysia tahu Legenda Badang. Kisah ini berlabel mitos namun beberapa lokasi alur ceritanya adalah real.Saya hanya ingin menghubungkan sedikit kebenaran Legenda Badang ini dengan beberapa foto yang ada di Tanjung Balai Karimun yang diyakini sebagai Makam Sang Legenda Badang dan jejak kakinya diatas sebuah batu.

Kisah Petualangan Badang
Badang adalah seorang laki laki keturunan Siam dari Sayong Pinang pada zaman dahulu kala, lokasi Sayong Pinang saat ini adalah Johor Malaysia. Badang berasal dari keluarga petani miskin, kedua orang tuanya harus bekerja hingga akhir hayat dengan bertani namun badang bekerja ditempat lain yang jauh yaitu di Salung atau Saluang . Ia menjadi kuli  bagi Orang Kaya Nira Sura , Salung saat ini adalah Aceh di Sumatera Utara Indonesia.

Badang tidak bekerja sendirian, mereka bekerja dalam grup dan dalam grup tersebut Badang lah satu satunya pekerja yang memiliki postur badan paling kecil, ringkih dan rapuh. Ia kuli (pekerja kasar) terlemah diantara teman temannya. Pekerjaan mereka  adalah menebas hutan untuk membuka ladang baru. Upah kerja seorang kuli pada masa itu bukan uang, tapi hanya beberapa genggam beras saja. Dan beras yang Badang dapatkan tidak dapat mengenyangkan perutnya bila di tanak, ia pun mencari makanan pelengkap lainnya yaitu ikan.  Sepulang kerja ia selalu duduk dipinggiran sungai yang banyak ikannya. Badang membuat lukah atau bubu atau perangkap ikan dari bambu dan memasang perangkap itu di sungai. Setiap sore sepulang kerja Badang rajin memasang lukah dan memungut hasilnya di pagi hari berikutnya.
Pada suatu pagi ia terkejut melihat perangkap ikannya kosong, tidak ada seekor ikan pun didalam lukah namun banyak tulang dan sisik ikan berserakan. Ia menduga ada binatang yang telah memakan ikan ikan dalam lukah. Keesokan paginya kejadian yang sama berulang dan berulang lagi. Badang pun marah sebab semua ikan tangkapannya habis  dan menyisakan tulang belulang saja.

Esok sorenya ia merencakanan untuk menangkap binatang yang memakan ikan dalam lukah, ia berpikir mungkin itu kerjaan binatang buas dan Badang membawa sebilah parang lalu bersembunyi dalam semak sekitar sungai, kelelahan seharian kerja dan emosi membuat ia tertidur pulas dan bermimpi. Dalam mimpi itu ia seakan akan berada dalam sebuah perahu yang penuh dengan muatan dagang, ia juga  mampu mengangkat sebuah batu besar dan melemparkannya ke udara hingga batu itu melayang jauh dan jatuh di muara sungai. Ia bermimpi hidup mewah kaya raya bersama ibu, ayah dan adik adiknya. Namun di dalam mimpi ia juga menelan muntahan dari suatu mahluk mengerikan. Badang lalu tersentak kaget dari tidur dan ketakutan. 

Ketika subuh tiba, Badang benar benar melihat mahluk mengerikan dalam mimpinya wujud, mahluk itu adakah Hantu Air (Jembalang Air). Memiliki perawakan tinggi melebihi tinggi rumah Badang dengan rambut panjang sepinggang dan janggut menutupi dada yang berbulu dan sangat menyeramkan. Ada sepasang tanduk dikepala dan taring yang keluar dari rahang atas, matanya merah redup seperti mata binatang liar. Ia mendekati lukah yang penuh ikan, membawanya kepinggir sungai dan mulai melahap semua ikan ikan dengan menyisakan tulangnya saja. Setelah  habis semua ikan di dalam lukah lalu ia tertidur pulas, sedari tadi hanya bisa memperhatikan membuat rasa amarah Badang mengalahkan rasa takutnya, ia pun mengendap endap dan mengikat rambut hantu itu dengan jaring lalu menindih jaring itu dengan batu besar.Sambil mengayun ayunkan parang Badang membentak dan menghardik hantu itu.

Tiba tiba hantu itu berubah menjadi melas ,memohon ampun dan minta dikasihani, hantu itu berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Badang asal ia dilepaskan. Awalnya Badang ingin menjadi tidak terlihat (invisible) tapi ia takut diburu dan kemudian dibunuh orang. Lalu Badang berkeinginan menjadi kaya raya, tapi ia tahu segala harta yang akan dimilikinya sebenarnya milik tuannya. Dan Badang pun meminta agar ia menjadi kuat agar ia tidak lelah mengerjakan pekerjaannya menebas hutan. Hantu itu mengatakan jika ia ingin kekuatan maka ia harus menelan semua muntahan dari mulutnya. Sang Hantu mengambil selembar daun dan memuntahkan semua ikan ikan yang tadi dimakannya dan Badang memakan habis semua muntahan itu ( dalam versi lain diceritakan Hantu memuntahkan dua batu Geliga Merah yang harus ditelan). Badang telah merasakan adanya kekuatan dalam dirinya dan ia pun mengujinya pada sebatang pohon ditepi sungai, ia dengan mudah mencabut pohon itu dengan satu tangan saja sebab tangan lainnya masih menggenggam jaring yang mengikat rambut hantu air. Setelah itu ia melepaskan Hantu air. Dan hantu air berjanji tidak akan pernah mengusik lukahnya lagi. Dalam perjalanan pulang kerumah Badang menguji kekuatannya pada pohon pohon dijalan, pohon pohon itu dengan mudah dicabutnya. 
Saat itu Orang Kaya Nira Sura ingin membuka lahan baru yang luas di Baruah dan Badang membabat habis lahan baru itu seorang diri dalam sekejap lalu kembali kehadapan Nira Sura . Nira Sura mengira Badang tidak pergi ke hutan menebang pohon dan Badang menjelaskan bahwa ia sudah meratakan hutan dimaksud sendirian, Nira Sura terkejut dan ingin tahu bagaimana Badang bisa melakukannya, Badang lalu menceritakan semuanya. Terenyuh mendengar kisah Badang, Nira Sura lalu membebaskan Badang dari status budaknya dengan janji bahwa Badang tidak boleh pamer kekuatan dan hanya boleh menolong sesama untuk kebaikan.

Karena Badang sudah bebas dari status budak orang kaya Nira Sura, maka ia berhak bekerja pada siapapun yang ia mau, ia sudah bebas dan ia bekerja pada beberapa orang sebelum berangkat ke sebuah bandar yang bernama Temasek, lokasi Temasek saat ini adalah Singapura.( dalam versi lain diceritakan Nira Sura lah yang mempersembahkan Badang kepada Raja Temasek)

Suatu hari ketika Badang sedang bersantai diteras rumahnya yang baru di Temasek, ia melihat 50 orang sedang berusaha mendorong sebuah kapal besar yang berat kelaut. Badang menawarkan bantuannya namun ditolak oleh mereka dengan mengatakan orang sekecil ia tidak akan mampu melakukannya. Raja Seri Rena Wikrama ( juga disebut Raja Seri Rena Wira Kerma) telah mengirim 300 orang untuk mendorong kapal namun sia sia, kapal tidak bergerak sedikitpun. Ketika Raja mengetahui permintaan Badang ditolak, Raja berinisiatif memberikan kesempatan pada Badang untuk mencoba. Dihadapan 300 orang dan Raja Seri Rena Wikrama Badang berhasil mendorong kapal itu kelaut sendirian, semua mata yang melihat terkejut dan tidak percaya. Raja lalu memanggil Badang ke istana dan mengangkat Badang menjadi Panglima Militer Tertinggi.

Sejak saat itu Badang sering dimintai tolong dalam hal kebaikan. Suatu hari Raja meminta Badang untuk mengumpulkan daun kuras yang enak rasanya di Kuala Sayong Sumatera Utara, Badang berlayar sendiri kesana dan setibanya ia memanjat sebuah pohon kuras, tapi dahan pohon tersebut rapuh lalu Badang terhempas jatuh ke bawah dan kepalanya menghantam batu. Sungguh ajaib, batu itu terbelah dua sedangkan kepala Badang tidak terluka sedikitpun! Batu Belah saat ini masih ada di Aceh.

Seiring berjalannya waktu ketenaran Badang terdengar hingga ke India. Seorang Raja disana ingin menguji tanding kekuatan Badang dengan kesatria mereka yang bernama Nadi Bijaya (atau Wadi Bijaya) .Kesatria ini berlayar ke tanah Melayu membawa 7 buah kapal penuh muatan barang dagang , sesuai dengan titah (perintah Raja India) bahwa yang kalah harus menyerahkan  7 kapal penuh barang dagang. Dan tantangan ini disambut ramah oleh Raja Seri Rena Wikrama.

Badang lalu bertarung melawan Nadi Bijaya, namun dari hasilnya selalu imbang. Akhirnya Nadi Bijaya mengusulkan agar siapa yang mampu mengangkat batu besar didepan istana sebagai pemenangnya. lalu Nadi mengangkat batu besar itu setinggi lutut dan meletakkannya kembali ke tanah. Ketika giliran Badang, ia mengangkat batu hingga ke atas kepala lalu melemparkannya kelaut!. Nadi Bijaya mengaku kalah dan menyerahkan 7 buah kapal dagang kepada Badang. 

Badang mengabdi kepada Raja Temasek untuk beberapa lama, ia berhasil mengalahkan banyak jawara dari kerajaan  kerajaan lain termasuk dari tanah Jawa. Badang mulai merasa bosan dengan kehidupannya dan mengundurkan diri sebagai  Kesatria Temasek dan kembali ke Sumatera. Disana ia menghabiskan sisa hidupnya dan meninggal. Raja India yang pernah mengirim Nadi Bijaya merasa sedih mendengar kematian Badang, ia lalu mengirim batu pualam indah untuk ditempatkan bagian kepala makam Badang.

Nah cukup panjang kisah legenda Badang ini, saya tidak banyak menyingkat kisah ini sebab ada sisi yang hilang dari Legenda Badang . Letak Makam,  jejak Telapak kakinya diatas batu  di wilayah Tanjung Balai Karimun, dan sebuah Gunung yang diyakini tempat Badang bertarung melawan penjahat perompak  ternyata masih ada, Gunung Jantan begitu masyarakat setempat menyebutnya. Siapa saja yang bertarung di Gunung ini di yakini akan menumpahkan darah. Semua sisa sisa peninggalan masa lalu yang berkaitan dengan Legenda Badang menunjukkan dahulu memang pernah ada Panglima bernama Badang. Apakah ada sejarah yang mencatatnya? saya akan menulis kisah legenda lain dari lokasi Raja Seri Rena Wira Kerma dilain waktu.
Klik disini untuk lihat sumber
Sedangkan telapak kaki Badang yang ditemui di tepian pantai Tanjung Balai Karimun masih bisa dilihat hingga kini, jangan berharap melihat telapak kaki super besar ya, sebab postur tubuh Badang di gambarkan paling kecil diantara teman temannya. 
Ini foto batu yang di yakini adalah jejak telapak kaki Badang
Ini pula Makam yang di yakini adalah Makam Badang, ada keanehan dari bentuk makam yang terlihat terlalu panjang ini. Saya tidak tahu pasti berapa panjang makam dan kebenaran isi makam tua ini(siapa berani gali makam Badang?..). Perlu kajian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Namun keduanya berada di pulau Tanjung Balai Karimun Indonesia yang berada di wilayah Kepulauan Riau dan berdekatan dengan Singapura a.k.a Temasek.

0 comments:

Post a Comment

 
Top