Satu lagi hiu unik yang ditemukan di perairan Jepang! Makhluk yang konon disebut sebagai prehistoric shark ini, mempunyai bentuk yang aneh, tidak seperti hiu pada umumnya yang badannya hampir lurus dari depan ke belakang. Nah, pembaca sekalian, perkenalkanlah, Frilled Shark-Chlamydoselachus anguineus!


Frilled Shark atau yang dalam bahasa Indonesia adalah Hiu Berjumbai, memiliki nama ilmiah Chlamydoselachus anguineus. Ikan ini ditemukan pertama kali di Jepang pada tanggal 21 Januari 2007, didekat Awashima Marine Park.


Menurut Wikipedia, Frilled Shark adalah satu dari dua Chlamydoselachus yang masih hidup. Penyebarannya merata di Atlantik dan Samudra Pasifik. Jenis hiu ini jarang ditemukan di landas kontinen luar dan bagian tas lempeng benua dan umumnya ada di bagian bawah, walaupun ada gerakan ke atas subtansial.


Frilled Shark ditangkap di kedalaman 1.570 meter (5150 kaki). Sedangkan di Teluk Suruga, Jepang, umumnya dikedalaman 500-200 meter.



Hiu ini memiliki warna coklat gelap, panjang mampu mencapai 2 meter. Tubuh seperti belut, dilengkapi dengan dorsal (sirip khas ikan hiu, lumba-lumba, dan paus yang terletak pada bagian punggung), sementara pelvic dan sirip dubur terletak jauh dibelakang.


Nama dari hiu ini (Frilled Shark-Hiu berjumbai) bukan karena tanpa alasan, tapi karena pada hiu tersebut terdapat jumbai yang melekat pada insang yang berjumlah enam pasang. Dan pasangan pertama bertemu di tenggorokannya.



Ada yang berpendapat bahwa, hiu tersebut menagkap mangsanya seperti ular yang melilit mangsa buruannya. Panjang dan fleksibel memungkinkan dia untuk menelan mangsa yang besar. Baris gigi yang terdapat gigi-gigi yang berbentuk seperti jarum-jarum kecil, mampu mencegah mangsanya melarikan diri. Mangsanya antara lain, cumi-cumi, ikan bertulang dan hiu lainnya (mungkin hiu yang lebih kecil).
Perhatikan giginya yang menakjubkan


Masih menurut wikipedia, spesies ini adalah jenis spesies vivipar apalcental : embrio muncul di kapsul telur dirahim induk mereka. Lalu sang induk mengeluarkan gas untuk respirasi sang buah hati. Masa kehamilan diperkirakan 3 setengah tahun (masa yang paling lama untuk seekor vertebrata apapun). Biasanya, satu spesies mampu menghasilkan 2 sampai 15 anak. Namun, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan bahwa hiu ini sedang di bawah pengawasan dari kepunahan. 


 Peta habitat Frilled Shark

Hiu ini pertama kali diteliti oleh seorang ahli ikan berkebangsan Jerman, Ludwig Döderlein, yang saat itu mengunjungi Jepang antara tahun 1879 sampai 1881, dan membawa dua spesies ikan tersebut di Vienna. Meskipun naskahnya yang menggambarkan spesies tersebut telah hilang, namun penelitian mengenai spesies tersebut dilanjutkan oleh seorang ahli zoologi, Samuel Garman, dan menjadikan tulisan Samue Garman menjadi penelitian pertama mengenai Frilled Shark.
Karya Samuel Garman yang berjudul "An Extraordiany Shark" diterbitkan pada tahun 1884 oleh Proceeding of The Essex Institut. Garman sendiri memasukkan spesies ini kedalam genus dan dan family sendiri, dan memberinya nama Chlamydoselachus anguineus, dari Yunani yang artinya chlamy (frill), dan selachus (hiu) dan bahasa Latin anguineus (menyerupai ular).

Ilustrasi Garman mengenai Frilled Shark

Namun, kemajuan penelitian menyebutkan, bahwa kesamaan antara Frilled Shark dan speseis hiu punah terlalu dibesar-besarkan. Karena Frilled Shark tersebut masih ada garis keturunan. Seorang Penelitian Biologi dari Jepang, Shigeru Shirai, juga menyarankan supaya Frilled Shark dimasukkan kedalam ordonya sendiri, Chlamydoselachiformes. Namun, karena Frilled Shark mempunyai banyak kesamaan dengan hewan-hewan ordo Hexanchiformes, maka Frilled Shark dikelompokkan ke dalam Hexanchiformes. Karena merupakan keturunan dari hewan purba kala, maka Frilled Shark dikategorikan sebagai salah satu "Fossil Hidup". Hewan ini juga menempati posisi ke-8 di web Science. discovery. com, pada kategori Top10 Weirdest Sea Creature.



Silahkan klik di sini untuk melihat video nya


Sumber : Wikipedia Frilled Shark


0 comments:

Post a Comment

 
Top