Masih ingat World War II?Saat pihak Soviet dan sekutu merayakan hari kemenangan di eropa. Rusia merayakan hari esoknya, karena tepat waktu tengah malam waktu setempat ketika Jerman menyerah.
“Ini adalah pekerjaan paling berbahaya, dulu ada seorang pilot wanita yang mendarat terbalik dan tenggelam, bukan karena mendarat di sungai atau danau tapi saat itu hujan deras dan ada genangan air, ia tergelincir masuk kubangan air dengan posisi kepala dibawah”
Perayaan besar terjadi di London. Pangeran Charles dan isterinya ,Camilla, Duchess of Cornwell, akan meletakkan karangan bunga di tugu peringatan untuk prajurit yang dikubur di tempat lain, seperti yang mereka lakukan setiap tahun.
Pada masa itu wanita mengambil posisi yang sangat berani, dengan manjadi pilot pesawat pengangkut di garis depan, Spitfire salah satu pesawat yang melegenda di perang Brittania diterbangkan oleh wanita.
Salah seorang Pilot Spitfire di usia 87 ,Joy Lofthouse adalah wanita biasa.Dia berada dikelompok wanita yang memilih menerbangkan Pesawat Spitfire di masa WWII.
Bersama 166 wanita lainnya ia bergabung menjadi pilot pesawat pengangkut, hanya berbekal latihan terbang dasar.
“Kami tidak terbang seperti orang buta, meski tanpa instrumen, tanpa radio, tanpa kontak dengan pasukan darat,” ujarnya. “Tapi kami tahu cara lepas landas, mengukur jarak jalur pacu, kecepatan untuk lepas landas, kecepatan mendarat, mengulur laju dan semua pengetahuan dasar yang diperlukan, hanya mempelajari dasar dasarnya saja.”
“Saya rasa sekitar 150 pilot jatuh disebabkan kejadian ganjil , 79 persen dari mereka terjebak cuaca buruk dan tidak tahu cara mengatasinya” Lofthouse menambahkan.
Auxilary Air Transport (ATA) ,adalah organisasi sipil yang memberikan kontribusi besar untuk kemenangan dengan menggerakkan angkatan udara dan pesawat tempur Angkatan Laut dari pangkalan ke pangkalan, termasuk untuk skuadron garis depan. Memperkerjakan laki laki dan perempuan, mengangkut sekitar 310.000 pesawat selama perang.
Duduk di kokpit Spitfire , Anda juga bisa membayangkan kegembiraan para pilot wanita ATA ketika terbang ke angkasa pertama kalinya.
Bukan hanya luapan perasaan terbang pertama kali, mereka juga melakukan hal yang vital bagi upaya perang - misi non tempur - yang melepaskan Royal Air Force ke garis terdepan.
Para penerbang wanita ini selalu di alu alu kan dimanapun dia mendarat, mengingat tugas paling berbahaya yang mereka jalani. Dari 166 pilot wanita, 15 gugur di angkasa.
Joy Lofthouse bertugas di ATA selama dua tahun dan menerbangkan 18 pesawat yang berbeda, tapi hingga hari ini dia tetap merasa bergetar ketika melihat pesawat Spitfire.
Pesawat memiliki disain simple yang kompak dan amat ringan, sepertinya sengaja didesain untuk pilot wanita, namun tidak semuanya berfungsi dengan baik - Joy dan rekan rekannya tahu bagaimana melakukan yang terbaik dalam situasi yang buruk.
“Saya masih ingat dimana pangkalan Amerika, aku harus melihat keluar jendela jika cuaca buruk dan harus mendarat sebab mereka akan merayakan pendaratanku, mereka sangat baik dan ramah , tidak hanya itu, mereka juga mengajak ke toko membeli cokelat dan lipstik juga pakaian di toko yang tidak semua orang boleh masuk,”
Ketika perang usai, Joy bahagia menapak kakinya ditanah lagi, dia menikah dan kembali ke kehidupan normal. Walau bagaimanapun, meski dia tidak berhenti, wanita kemudian dilarang menerbangkan pesawat tempur ataupun komersil, dan banyak laki laki kembali memenuhi medan perang. Jelas sekali ini bukan karir yang tepat untuk wanita. Hingga akhirnya tahun 1989 wanita kembali diijinkan bergabung dan menerbangkan Royal Air Force.
sumber:http://rt.com/Top_News/2010-05-08/spitfire-wwii-women-uk.html#
0 comments:
Post a Comment