Epik dunia ini memang cukup menarik jika didekati dengan teori konspirasi. Bagaimana pendapat anda, apakah anda setuju?. Ada banyak kejadian yang membuktikan kebenaran pendekatan ini. Misalnya sejarah Neil Amstrong sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan, ternyata terbukti hanya hasil propaganda Amerika melawan Uni Soviet waktu itu dalam perang dingin, yang berhasil mengorbitkan Yuri Gagarin mengitari bumi.
Peristiwa 11 September saja sampai hari ini masih menjadi tanda tanya besar. Runtuhnya Twin Tower WTC yang luar biasa kokoh, kelihatannya seperti hasil dari demolition yang biasa digunakan untuk meruntuhkan gedung bekas.
Padahal  kalau saja Amerika mau jujur, diduga pelakunya ialah bangsa Israel, kenapa?. Menurut sebuah fakta menarik, dari laporan time.com, dari sekitar 6.000 korban runtuhnya gedung WTC, hanya beberapa saja yang orang Yahudi. Padahal ada 4.000 orang Yahudi yang mencari nafkah di gedung itu. Konon, mereka sebelumnya telah dilarang mendekati gedung nahas itu oleh kelompoknya.

Sebab selama ini Israel sering memanfaatkan dan memprovokasi beberapa orang Arab fanatik untuk melakukan teror bunuh diri itu. Namun sayangnya, FBI, CIA, dan pejabat keamanan Amerika Serikat tak sungguh-sungguh mengusut informasi bahwa pada tanggal itu 4 ribu orang Yahudi libur. Menurut salah satu sumber berita, bahwa saat peledakan itu, juru kamera Yahudi tampak bersuka cita atas tabrakan itu. Nauzubillah.
 
Banyak analisis di internet yang menyebutkan kemustahilan tabrakan pesawat terbang dapat meluluh lantakan gedung WTC. Bahkan jika 10 rudal Tomahawk atau Scud ditembakan ke gedung tersebut, kemungkinan pasti hasilnya akan patah atau berlubang sebagian, namun tidak akan runtuh vertikal.

Demikian juga dengan kasus bom Bali pertama yang juga masih menjadi tanda tanya. Bagaimana bom karbit dengan satu mobil saja, bisa menyebabkan lubang cukup dalam dan lebar dan menyebabkan kehancuran yang luar biasa parah.
Bahkan TNI saja pernah menyanggahnya dengan menguji coba meledakkan TNT yang ternyata efeknya jauh dari dampak yang dihasilkan di kasus Bom Bali pertama. Beberapa pakar bom berpendapat kalau ciri-ciri ledakannya hampir sama dengan bom Micronuclear yang menimbulkan kejutan gelombang listrik yang menyebabkan seluruh listrik padam sesaat sebelum meledak.


Kasus serbuan pasukan Amerika yang katanya berujung pada kematian Osama bin laden, juga masih cukup banyak menimbulkan tanda tanya besar.

Osama yang dikabarkan tinggal di sebuah rumah besar yang mirip benteng dan di kabarkan sudah beberapa tahun tinggal di situ. Tentunya secara kasat mata, intelejen Pakistan yang pro Amerika pasti akan mudah mengendus keberadaan Osama.

Jadi apakah kira-kira kemungkinan kasus ini hasil rekayasa?,  Ya bisa jadi. ( hanya pendapat saya saja ) dan  Inilah alasannya.

Yang pertama. Presiden Obama saat ini sedang bersiap melakukan kampanye politik untuk pilihan jabatan yang kedua dan karena itu di susunlah dengan baik media propaganda untuk menaikkan peringkat lesu Obama sebelum pemilihan. Jadi harus ada kejadian yang monumental yang bisa dicatat sebagai keberhasilan pemerintahan Obama. Sehingga memang akhirnya ceritanya berjudul Obama vs Osama.

Yang kedua. Perang di Iraq, Afganistan, dan Pakistan lewat tangan Israel, cukup banyak menguras kocek Negara Paman Sam ini. Harus ada entry point bagi Amerika untuk tidak kehilangan muka jika harus meninggalkan Afghanistan. Rekayasa kematian Osama, bisa menjadi alasan bagi Pasukan Amerika bahwa misi mereka sudah tercapai. Mereka akan pulang dengan pesta pora dan perasaan bangga. Kenapa? karena Amerika belajar dari pengalaman perang Vietnam, yang kalah perang dan pulang dengan wajah tertunduk.

Yang ketiga. Berita terakhir disebutkan bahwa jenasah Osama bin laden dibuang ke laut untuk menghindari pengikutnya mengkultuskan dan nantinya dikhawatirkan para pengikutnya menjadikan kuburan Osama sebagai simbol terorisme. Tetapi cara ini bisa juga sebagai cara bagi Amerika untuk menghilangkan jejak dan barang bukti kematian Osama. Jika ada test DNA Osama, pastilah sangat mudah bagi Amerika untuk merekayasa hasilnya. Justru tindakan membuang jenasah Osama ke laut, akan semakin menguatkan kecurigaan rekayasa ini.

Yang keempat. Kematian Osama bin laden sendiri masih misterius. Foto-foto yang beredar tentang Osama ternyata hanya memiliki kemiripan saja. Sedangkan foto Osama yang tampak terluka dan berlumuran darah disinyalir hasil pekerjaan Photoshop atau GIMP.

Apa hubungannya kematian Osama bin laden antara Nafas Umat Islam dan Kemenangan AS?.

Semenjak Gedung Pencakar Langit, Word Trade Center (WTC) dihajar pesawat pada tanggal 11 September 2001. Amerika dengan tegas dan tajam langsung meletakan telunjuknya ke hidung Osama bin laden.
Meski tidak ada informasi yang akurat apakah pelaku yang memimpin penyerangan teror menggunakan pesawat itu benar-benar dipimpin oleh Osama bin laden. Tapi Amerika sangat yakin akan tuduhannya itu, sehinga menetapkan tanggal itu sebagai hari yang menjadi awal bagi terbukanya permusuhan dengan Osama. Dan menyatakan Osama bin laden dan Al-Qaeda pengikutnya adalah teroris.


Sebetulnya, semenjak insiden penyerangan pada gedung WTC pun, sudah merupakan pukulan berat bagi umat Islam di dunia (mungkin tidak semua). Dan hal itu ditambah dengan tindakan Imam Samudera Cs yang melakukan pemboman di Kecamatan Kuta, Pulau Bali pada tanggal 12 Oktober 2002. Sehingga semenjak saat itu Umat Islam selalu dicurigai, sering dikaitkan dengan terorisme. 
Bahkan beberapa orang tidak lagi meletakkan kata teroris pada "Umat Islam", melainkan pada Islam itu sendiri. "Islam adalah teroris", atau "terorisme Islam". Dan hal itu merupakan fitnah yang sangat besar, yang sangat mengancam dan menakutkan untuk sebagian umat Islam melebihi aksi terorisme itu sendiri.

Oleh karena itu, aksi terorisme yang terjadi selama dekade ini bukan hanya dirasakan keresahannya oleh rakyat Amerika, tapi bagi umat Islam itu sendiri. Sebab meski bagaimana pun, Osama bukanlah ikon Islam, ia bukan pula gambaran dan ajaran Islam. Osama bukan sandaran kehidupan Islam layaknya Nabi Muhammad S.A.W yang bisa menjadi tauladan.


Begitu pula kasus Bom Bali dan Imam Samudera Cs, tindakannya bukanlah bentuk ajaran Islam. sehingga seperti yang sudah disinggung sebelumnya, aksi penghancuran WTC dan Bom Bali itu sendiri merupakan jerat yang sangat menyesakan dada bagi umat Islam. 
Sebab setiap kali ada aksi yang "berkonotasi mengancam" bagi kehidupan sosial, lagi-lagi yang sering di tuduh meski dengan tidak mengatakan selalu pastilah yang dituding adalah Islam.

Jadi, jika berbicara tentang terorisme, ketakutan, ancaman, kecurigaan, dan hal semacamnya, siapakah yang lebih merasakan ketakutannya. Amerika, atau kah umat Islam itu sendiri?.
Di satu sisi meski tidak dalam segala hal, selalu Amerika menuduh Islam adalah teroris. Dan di sisi lain, Umat Islam sendiri merasakan hal itu sebagai tuduhan yang sangat menyakitkan dan menyesakan kehidupan keberagamaan. 

Bahkan ketakutannya dan kebebasan nafas Islam begitu serasa terhimpit atas tudingan itu. Saya jadi teringat suatu kalimat yang sering diucapkan. "Fitnah lebih besar dari pada pembunuhan". Inilah yang saat ini dirasakan oleh Masyarakat Islam sebenarnya. 
Sekarang Amerika bergembira atas kematian Osama, bahkan hal itu dirasakan sebagai bentuk kemenangan.
Dan yang jadi pertanyaan, benarkah kematian Osama Bin Laden akan mendinginkan dunia dari kata "terorisme"?. Dan setelah akar terorisme tercabut, mungkinkah kata terorisme tidak dikaitkan kembali dengan Islam?.

“Saya sangat berharap Islam Damai dalam kehidupannya”
 Bagaimana dengan anda kawan?.


Sumber: ( wikipedia, irib.com,.kompasiana )

0 comments:

Post a Comment

 
Top