Philadelpia Museum, The Rama Sethu 1850
Peta No 99, London Inggris.Kalian bisa meng-klik link diatas untuk full view peta ini
Bagi yang ingin ringkas, bisa lihat hasil zoom in berikut:
Peta dibuat pada tahun 1792-1804 semasa Perang Mysore dan Maratha
Apakah peta ini benar?
Perang Mysore dan Maratha terjadi antara 1792-1804. Dan ,Peta diatas menjelaskan,
- Wilayah yang ditaklukan Inggris selama 1802-1804
- Persatuan negeri yang dilindungi oleh Inggris Raya
- Wilayah Penduduk Asli yang masih merdeka
- Wilayah aset milik Portugis
- Lokasi Pabrik milik Perancis
- Wilayah aset milik Denmark
- Dan Wilayah Konfederasi Maratha
Temuan koin dari masa Raja Chatrapati Shivaji (1630-1680 A.D.) yang ditemukan dikawasan ini.
Peta asli masih tersimpan di University of Texas di Austin. Dari Cambridge Modern History Atlas, 1912. Sekarang kita kembali ke topik Jembatan Purba.
Jembatan purba misterius sepanjang 18 mil (30 Km) yang menghubungkan Barat laut Pulau Ceylon (Srilanka) dan Pantai Tenggara Tamil Nadu (India) . Wujud Jembatan ini sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut).
Jembatan Adam.
Wikipedia menuliskan hal yang unik,
Peta pertama yang menyebut daerah ini Jembatan Adam (Adam's bridge) dibuat oleh pembuat peta dari Inggris pada tahun 1804, merujuk kepada legenda Islam, yang menyatakan bahwa Nabi Adam menggunakan jembatan untuk mencapai Puncak Adam di Sri Lanka, dimana ia berdiri bertobat dengan satu kaki selama 1.000 tahun , meninggalkan tanda berupa lubang besar menyerupai tapak kaki. Saya perlu kebenaran info dari pembaca yang paham kisah ini lebih lanjut.
Tapi saya sudah membuktikan Wikipedia tidak mempunyai narasumber yang akurat. Jadi saya sisihkan kebenaran tulisan diatas hingga Wikipedia menambah info lebih lanjut.
Jembatan Rama
Nama Jembatan Rama atau Rama Sethu (dari bahasa Sanskerta; Sethu berarti jembatan) diberikan kepada bentang alam mirip jembatan ini di Rameshwaram, karena legenda Hindu mengidentifikasinya sebagai jembatan yang dibangun oleh bala tentara Rama ,yaitu Wanara (manusia kera), yang digunakan untuk mencapai Alengka dan menyelamatkan istrinya Shinta dari raja Rakshasa, Rahwana, sebagaimana dinyatakan dalam Epos Ramayana.
Awalnya
Dalam wiracarita berbahasa Sanskerta, Ramayana, diceritakan juga tentang jembatan ini,penulisnya adalah Walmiki. Ops....jangan mengira Walmiki adalah penulis syair Eropa yang menulis ulang kisah ini. lihat gambar berikut.
Namun lagi lagi Wikipedia menuliskan hal unik,
Dunia barat pertama kali menemukannya dalam buku "karya bersejarah di abad ke-9" oleh Ibnu Khordadbeh dalam Buku tentang Jalan dan Negara (sekitar 850 M), merujuk kepada tempat yang disebut Set Bandhai atau "Jembatan Laut".
Buku dan Penulis dimaksud tidak pernah ada, bahkan nama penulisnya pun cukup aneh untuk warga keturunan Arab sekalipun.
Saya menyisihkan kembali tulisan Wiki ini, sampai ada info akurat lebih lanjut.
Berikut ada tulisan tentang Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana dan dinastinya, Bharatayudha dan kerajaan Hastinapura, bukti arkeologi mengenai peradaban Mohenjo-Daro yang berhasil ditemukan berarti kisah Bharatayudha dan Hastinapura bisa dikatakan benar.
Mohenjo Daro, Lembah Indus 2600BC-1900BC
Dinasti RamaDinasti Rama diperkirakan berkuasa di bagian Utara India – Pakistan – Tibet hingga Asia Tengah pada tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM. Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dan salah satu kotanya adalah Mohenjo Daro di Sindh Pakistan.
Kisah Ramayana
Semua kisah tentang perjalanan hidup manusia kera dan Rama, terangkum dalam kitab suci Ramayana yang ditulis ulang oleh pendeta Walmiki untuk mengenang kisah kepahlawanan Hanuman dan perjuangan cinta Sri Rama terhadap istrinya Dewi Sinta. Di dalam cerita Ramayana tersebutlah kisah bahwa ia hendak menyelamatkan istrinya “Dewi Sinta” yang diculik oleh Rahwana dan dibawa ke negeri Alengka. Saat Rama dan adiknya Lasmana beserta para tentaranya bersiap-siap menuju Alengka, mereka harus berhenti karena terhalang oleh luasnya laut yang membentang didepan.
Sri Rama dan pemimpin wanara lainnya akhirnya harus berunding untuk memikirkan cara menyeberang ke Alengka mengingat tidak semua prajuritnya bisa terbang. Keputusannya Rama menggelar suatu upacara di tepi laut untuk memohon bantuan dari Dewa Baruna. Selama tiga hari Rama berdo’a namun tidak mendapat jawaban, akhirnya kesabarannya habis, kemudian ia mengambil busur dan panahnya untuk mengeringkan lautan. Ops, mengeringkan laut dengan panah? ya..cara Dewa tidak sama dengan cara manusia. Begitu sanggahannya.
Melihat laut akan binasa, Dewa Baruna datang menemui Rama dan meminta maaf atas kesalahannya. Dewa Baruna menyarankan agar para wanara membuat jembatan besar tanpa perlu mengeringkan atau mengurangi kedalaman lautan. Nila pun ditunjuk sebagai arsitek jembatan tersebut.
Dibantu panglima kera Hanuman dan jutaan pasukan kera dari Raja Sugriwa, Sri Rama mengurug (menimbun) lautan dengan batu apung dan membangun jembatan selama bertahun tahun. Jembatan ini dibangun dengan menggunakan batu apung dan pasir , namun para Dewa mengatakan dikemudian hari batuan tersebut akan menancap ke dasar laut, yang akhirnya menciptakan rangkaian batu karang. Setelah bekerja dengan giat, jembatan tersebut terselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan diberi nama “Situbanda”. Kemudian berkat jembatan inilah pasukan Rama akhirnya berhasil menyeberang dan menaklukan kerajaan Alengka serta merebut Dewi Sinta dari Rahwana.( Sangat detail, namun cuplikan kisah ini tidak dapat ditemukan dalam Epos Ramayana, -Lihat link dibawah artikel- tapi justru ada di kisah hidup Rama saja )
Historical Sri Lanka dan penelitian
Menurut S.U.Deraniyagala, Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga pengarang buku “The Early Man and The Rise of Civilization in Srilanka”, dari sejumlah bukti yang ada, baik berupa artefak dan peralatan hidup lainnya, sejak dua juta tahun yang lalu di Srilanka memang telah ada komunitas kehidupan yang aktif.
Ia juga mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di Kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000 tahun silam, walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal di daratan India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya. Para sarjana menafsirkan bahwa mungkin jembatan purba ini dibangun setelah daratan Srilanka terpisah oleh India jutaan tahun silam. Ini bertujuan sebagai mobilitas migrasinya manusia ketimbang menggunakan jalur laut yang ombaknya ganas. Selama ribuan tahun, mereka bermigrasi ke seluruh daratan Asia terus sampai ke Timur jauh, sebelum kemudian jembatan itu ditenggelamkan oleh air laut akibat mencairnya es di Kutub Utara.
Usia Jembatan iniMeanwhile, it is apparent that Sri Lanka was, more often than not, linked to southern India by a land bridge during this period. It is estimated that the sea level would have dropped sufficiently for creating such a connection on at least 17 occasions within the last 700,000 years. This phenomenon would have been caused by the rise and fall of the sea level due to cold/warm fluctuations in the global climate. The last separation from India would have occurred at about 7,000 BP
Ada beragam situs menulis usia jembatan ini, namun semua hanya sebatas "beranggapan", belum ada yang menunjukkan "detail" hasil tes karbon terhadap batuan karang pembentuk jembatan.
Seperti kutipan yang banyak beredar di internet berikut ini,
"Data terakhir hasil penelitian para ahli badan dunia(UNICEF) juga mengungkap soal umur dan penggunaan jembatan yang kini berada di bawah laut tersebut. Penggunaan “uji carbon” dalam penelitian tersebut hanya mampu mengungkap usia hingga 5.000 tahun. Namun untuk mengungkap lebih jauh lagi tentang usia dari karya dunia ini, maka para ahli Badan PBB ini menggunakan “Uranium Radio Isotop”. Dan ternyata dari hasil uji radio isotop itu cukup mengagumkan. Para ahli berhasil mengungkap bahwa usia jembatan “Sri Rama Bridge” mendekati usia hingga jutaan tahun."
Namun isu UNICEF(?) ini sangat aneh bukan? sebab UNESCO lah yang mencatat segala Warisan Peradaban Dunia masa lalu.
Jika kita merunut pada Epos Ramayana ( Ramachandra),menurut Kalender Hindu Kisah Ramayana seharusnya berada pada masa Tredha Yuga . Yuga atau Era tersebut terbagi menjadi empat :
1-Sathya yuga (1.728.000 tahun)
2-Tredha yuga (1.296.000 tahun)
3-Dwapara yuga (864.000 tahun)
4-Kali yuga (432.000 tahun).
Lalu apa kata Badan Internasional Warisan Dunia?Saya me-refine pencarian dengan World Heritage Properties dengan key word Adam Bridge dan hasilnya, data base UNESCO belum menulis apapun tentang jembatan purba ini . Saya tidak tahu dari mana artikel serupa mendapat source berdasarkan penelitian Badan Dunia Internasional di maksud .
Ok ,Sekarang kita hidup di masa Kali Yuga menurut Kalender Hindu.Kaliyuga dimulai tengah malam pada pukul 00.00 (atau 24.00), pada tanggal 18 Februari 3102 SM menurut perhitungan kalender Julian, atau tanggal 23 Januari 3102 SM menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada saat tersebut diyakini oleh umat Hindu sebagai saat ketika Kresna meninggal dunia. Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun. Berarti menurut Epos tersebut, usia dari Rama Bridge berkisar 2.165.112 tahun!, Wow angka yang fantastis. Apakah saya salah menghitungnya?
Namun ada yang menyebutkan kita sekarang hidup dimasa Dwapara Yuga. Saya perlu pendapat teman teman yang ahli dibidang ini. Semua kebenaran tentang Jembatan Warisan Dunia ini masih misteri.
(Wikipedia Perjalanan oedi_ku lankalibrary Hindu Calendar The Holy Science 1894 Kisah Ramayana Rama)
0 comments:
Post a Comment